Cinderella Tanpa Sepatu Kaca by Indah Hanaco


Judul : Cinderella Tanpa Sepatu Kaca

Author : Indah Hanaco
Penerbit : Elex Media
Halaman : iv + 316 hlm
Tahun : 2018
Genre : Romance 

Blurb

Astrid Florita bukan Cinderella, dia hidup di Planet Kemiskinan. Usianya masih belia, tapi sudah harus menghidupi diri sendiri dan adik semata wayangnya, Willa. Keadaan memaksa Astrid tumbuh menjadi gadis tangguh yang pantang menyerah. Hingga, cita-cita lama yang pernah dipaksanya untuk mtai, mengantarkan Astrid pada dunia baru.

Rancangannya yang berlabel Kenangan, membuka berjuta pintu kesempatan. Salah satunya adalah mengenal Jang Song Joo, pria asal Korea yang sering keliru memilih kata dalam Bahasa Indonesia. Song Joo mengurus lini busana bernama Dressy yang kelak memperkerjakan Astrid. Pertemuan pertama mereka berkesan buruk bagi Song Joo karena Astrid telat dua jam! Namun, di mata lelaki itu, kegeniusan ide dari Kenangan membuatnya tak punya pilihan kecuali merekrut gadis itu menjadi salah satu tim desain.

Perjalanan ke Korea membuat hubungan keduanya berubah. Perasaan ajaib bernama cinta mulai meletup ke udara. Setelah tarik-ulur yang membuat lelah, Song Joo berhasil meyakinkan Astrid untuk menjadi kekasihnya. Akan tetapi, apalah artinya mengaku cinta jika tak kuasa melewati badai penguji, bukan? 

Astrid memilih melepaskan Song Joo yan harus kembali ke negaranya. Gadis itu tak sanggup menjalani hubungan jarak jauh. Ketika Song Joo kembali ke Jakarta. Astrid tahu perasaannya pada lelaki itu takkan pernah mati. Dia menderita karena cinta yang terpaksa disembunyikan. Apalagi saat Song Joo bersikap seolah mereka tak pernah terikat asmara.

Mungkinkah lelaki itu tak pernah mencintai Astrid? 

Review Cinderella Tanpa Sepatu Kaca

Berbicara tentang Cinderella yang kehilangan sepatu kaca, lalu takdir menuntunnya pada kehidupan yang sempurna adalah hal yang banyak diimpikan dikehidupan nyata. Walau, nyatanya hidup tidak seindah kisah para putri, termasuk Cinderella di dongeng-dongeng yang menemani sebelum tidur lelap. Bagaimanapun, dongeng adalah dongeng dan kenyataan adalah kenyataan. 

Memang tidak masalah untuk tidak begitu menyerah terhadap kehidupan, hanya saja kita terkadang perlu benar-benar tahu di mana posisi kita. Seperti Astrid, kehidupan membuatnya harus berjuang keras. Kerja dibeberapa tempat demi menutupi kebutuhan hidup. Mimpinya menjadi seorang desainer, tidak dapat dikejar. Jangankan untuk mengejar sebuah impian. Fokusnya saat ini adalah bertahan hidup bersama dengan adiknya, Willa yang masih tidak lama lagi akan duduk dibangku SMA.

Willa sendiri, memiliki masalahnya sendiri yang sangat sulit diutarakan kepada kakaknya. Sehingga dia mulai memberontak. Meyakinkan sang kakak, jika dirinya sudah dewasa dan bisa sendiri. Tanpa harus menumpang istirahat di rumah tantenya hingga Astrid pulang kerja.

Suatu hari, Tuhan memberi kesempatan kedua kepada Astrid untuk mewujudkan mimpi yang terkubur. Seperti Cinderella yang bertemu dengan sang pangeran, Astrid memerankan Cinderella Tanpa Sepatu Kaca. Lomba rancangan desain yang diadakan oleh Dressy, sebuah lini masa Korea di Indonesia. Membuat Astrid menjalin kontrak untuk menjadi desain di Dressy. Kala itu, Astrid mengirimkan desain bertema Kenangan yang bahkan tidak pernah terbayangkan oleh Astrid desainnya akan diterima. 

Yes, desain Kenangan Astrid tersebut menggabungkan beberapa pakaian lama yang sudah tidak terpakai menjadi sebuah desain yang unik. Kenangan, sanggup memberikan cerita tersendiri di mata Song Joo sebagai pengurus Dressy. 

Pertemuan dengan Song Joo, memang meninggalkan kesan yang kurang baik untuk penilaian Astrid. Namun, seiring berjalannya waktu ada rasa yang tumbuh. Rasa yang justru membuat Astrid harus merelakan sebuah kehilangan untuk kedua kalinya. 

Novel, Cinderella Tanpa Sepatu Kaca karya mba Indah membuatku teringat akan masa-masa kuliah dulu. Untuk urusan uang memang tidak mudah bertahan hidup dengan kondisi keuangan yang pas-pasan. Tapi, aku salut bagaimana Astrid dapat bertahan hingga rela cuti kuliah. 

Untuk tulisannya sendiri, Mba Indah selalu menyuguhkan kosa kata baru yang menambah pembendaharan kosa kataku. Sedangkan untuk idenya, aku sungguh jatuh cinta. Mba Indah membuat Cinderella Tanpa Sepatu Kaca ini mendekati sempurna. Seperti, desain Kenangan karya Astrid yang menggabungkan beberapa pakaian lama menjadi sebuah desain yang tidak pernah aku bayangkan.
Kekurangannya, untuk kisah Cinta Astrid dan Song Joo kurang greget. Rasanya terlalu terburu-buru Astrid jatuh cinta begitu saja. Walau cinta memang bisa datang saat pandangan pertama. Mungkin jika ditambah drama yang lebih memanas akan lebih seru. Hehe. 

Overall, aku suka degan kisah Astrid, Song Joo, dan Willi. Untuk karakter yang aku suka di sini adalah Willi. Membayangkan memiliki adik seperti dia, sepertinya rumah bakalan ramai. Yah, walau dengan adik kandungku juga tetap ramai si. Ramai karena adu mulut. lol. 

Novel ini mengajarkan kita bagaimana menghargai waktu, menghargai kehidupan dan selalu bersabar. Serta, yakinlah akan selalu ada kesempatan jika Tuhan berkehendak. Percayalah akan hal itu. Karen ketidayakinan akan menjauhkan diri pada keajaiban. 

Rate:

4* of 5*

4 comments:

  1. Terima kasih reviewnya kakaaaak 🥰❤️🥰❤️

    ReplyDelete
  2. aku sampai sekarang masih belum berminta beli novel dengan tokoh imajinasi orang korea dan setting korea. Takut ngerusak imajinasiku yang suka korea lewat tontontan drakornya.

    ReplyDelete
  3. Artikelnya menarik, thanks for share,.

    ReplyDelete

Silahkan Tinggalkan Jejak di Bawah, ya!